Betapa lantang aku mengeluh
betapa kuat aku teriakkan
betapa gamat aku gempitakan
Seperigi airmata aku tangiskan
setelaga ungkapan penawar sengsara
namun...
manakan sama
manakan bisa dibandingkan
dengan keluh kesah Rajaku
Raja Melayu
di Tanah Melayu...
Tanah tumpah darah keturunanku
di kala gempak gempita ganyang Melayu
berlaku di depan mata anak-biniku
di tepi tepian Istana Tuanku
tercemarlah kata kesat mereka itu
Cis! Kenapakah semua ini boleh berlaku?
Adakah benar daulatku?
Aku Melayu yang terpaku...
walhal dulu, aku jugalah Melayu
yang punya selaut bangga
menentang penjajah yang bermaharajalela
demi menegakkan kedaulatan bangsa...
Akan patik gadaikan
nyawa dan raga
jiwa dan tenaga
tanda taat setia seorang Melayu
yang dahagakan perlindungan Tuanku
dalam arus tak menentu
terumbang ambing ombak menderu
Bukan lagi Melaka alah ditangan seteru
Malah akan dihumbanlah segala rumpunku
dan punahlah segala warisan yang terbeku
Oh Tanah Melayu
Oh Negeri Melayu...
Adalah patik yang lemah bermohon
dibukalah pintu istana Rajaku
dikerahlah segala yang ada
agar penawar menusuk ke kalbuku
diberikan seteguk air sakti
dihulur setitis embun pagi
dibekal sejalur sinar jauhari
agar lenyap rasa bisa di hujung hati
melihat terkubur Melayu jati
fakirlah patik sekalian ini
di tanah tumpah darah sendiri...